Selasa, 30 November 2010

Masa Nifas


Pengertian Masa Nifas
  1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
  2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
  3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
  4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
Tujuan Masa Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
  1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
  2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
  3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
  4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
  5. Mendapatkan kesehatan emosi.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan Pada Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
  1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
  2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
  3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
  4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
  5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
  6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
  7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
  8. Memberikan asuhan secara professional.
Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
  1. Puerperium dini
    Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
  2. Puerperium intermedial
    Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
  3. Remote puerperium
    Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
Involusi Alat-alat Kandungan
  1. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.  
Involusi
Tinggi Fundus Uterus
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Uri lahir
2 jari bawah pusat
750 gram
1 minggu
Pertengahan pusat simfisis
500 gram
2 minggu
Tidak teraba di atas simfisis
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
  1. Bekas implantasi uri : placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5cm, pada minggu keenam 2,4cm, dan akhirnya pulih.
  2. Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7hari.
  3. Rasa sakit, yang disebut after pain, (merian atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat anti sakit dan anti mules.
  4. lochia adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
·        Lochia rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2hari pasca persalinan.
·        Lochia sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lender, hari ke 3-7 pasca persalinan.
·        Lochia serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
·        Lochia alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
·        Lochia purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah bebau busuk
·        Lochiostasis: lochia tidak lancer keluarnya.
  1. Serviks : Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bias masuk rongga rahim; setelah 2jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
  2. ligament-ligamen: Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi kendor. Setelah melahirkan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan “berkusuk” atau “berurut”, di mana sewaktu dikusuk tekanan intra-abdomen bertambah tinggi. Karena setelah melahirkan ligamenta, fasia, dan jaringan penunjang menjadi kendor, jika dilakukan kusu/urut, banyak wanita akan “kandungannya turun” atau “ terbalik”. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gimnastik pasca persalinan.
Kebijakan Program Nasional Pada Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
  1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
  2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
  3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
  4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
Kunjungan
Waktu
Asuhan
I
6-8 jam post partum
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II
6 hari post partum
Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III
2 minggu post partum
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV
6 minggu post partum
Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.

Referensi
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1 September 2009: 20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta
masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Rustam Mochtar,1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC