Senin, 20 Desember 2010

Mitos-mitos seputar kehamilan

Sampai saat ini banyak sekali mitos mengenai kehamilan yang beredar di masyarakat. Namun yang namanya mitos tentu masih diragukan kebenarannya.
Ingin tahu apa saja mitos itu dan seperti apa kebenarannya dilihat dari sudut pandang medis? Berikut ulasannya:

Bila denyut jantung bayi cepat, berarti bayinya perempuan
Salah. Di dalam kandungan, sama sekali tak ada bedanya; antara perempuan dan laki-laki. Kecepatan denyut janin ditentukan oleh usia janin. Sekitar lima minggu kehamilan, denyut jantung janin mendekati denyut jantung ibu, dan akan bertambah cepat sampai minggu kesembilan. Lalu akan menurun pada pertengahan kehamilan. Kondisi ini terjadi pada semua janin.

Bila kandungan berat ke bawah berarti laki-laki, ke atas perempuan.
Salah. Bila kandungan ke atas, berarti kehamilan pertama dan tubuh ibu masih bagus. Otot perut cenderung semakin elastis pada setiap kehamilan. Jadi, bila bkan kehamilan pertama, perut cenderung semakin turun.
Ingin melahirkan normal, jangan berlaku kasar pada hewan 
Salah. Hingga kini tak ada bukti medis tentang pantangan ini. Namun dalam kondisi apapun kita tidak disarankan bersikap kasar pada hewan, jika tidak dirugikan.

Ibu hamil sering bermimpi
Benar. Menurut para ahli, mimpi adalah perwujudan perasaan seseorang. Mimpi yang sering dialami oleh ibu hamil biasanya perwujudan dari rasa penasaran karena ia  proses persalinan dan wujud bayinya kelak.

Minum rebusan air kacang hijau membuat rambut bayi tebal
Salah. Kondisi rambut serta jenis rambut ditentukan olef faktor genetik, jadi tak ada hubungannya dengan air rebusan kacang hijau.

Menyematkan benda tajam pada baju atau  bangle (semacam jahe) akan melindungi janin dari 'gangguan' supranatural
Salah. Satu-satunya gangguan yang bisa menyerang si kecil saat masih dalam perut adalah gangguan kesehatan. Ibu hamil disarankan banyak berdoa dan hidup sehat agar bayi yang akan dilahirkan selalu dalam kondisi baik dan sehat.

USG berbahaya jika dilakukan setiap kali periksa kehamilan
Salah. Sejak pertama kali ditemukan, pemeriksaan  USG tidak mengakibatkan gangguan pada ibu dan janin. USG sangat aman karena menggunakan gelombang suara 20.000 hertz dan dipakai secara menyebar.

Minum air kelapa dapat mempercepat persalinan
Salah. Belum ada penelitan yang membuktikan mitos ini karena lancarnya persalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun air kelapa muda memang berkhasiat untuk menjadikan air ketuban putih dan bersih. 

Sebaiknya ibu hamil tidak melakukan hubungan intim pada trimester pertama kehamilannya 
Salah. Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hubungan intim menyebabkan keguguran. Jadi sepanjang hal itu tidak menyakitkan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan, ibu hamil boleh-boleh saja melakukannya. 

Leher ibu hamil yang menghitam atau puting yang berwarna gelap menandakan bayinya laki-laki 
Salah. Perubahan warna pada leher atau puting tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit pada ibu hamil diakibatkan peningkatan progesteron dan melanost (hormon yang mengatur pigmentsi kulit). Karena itu puting susu yang menghitam biasa terjadi pada kehamilan, baik pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki atau perempuan. Selain perubahan warna kulit dan puting susu, ibu hamil juga memiliki guratan kehitaman di perut dan garis hitam dari pusar ke bagian pugbis. Namun gejala ini akan menghilan setelah melahirkan 

Bila bentuk perut calon ibu membulat, berarti bayinya perempuan
Salah. Bentuk perut ibu hamil yang lonjong atau bulat tergantung pada posisi janin dalam kandungan. Jika janin melintang, perut akan terlihat melebar. Namun jika posisi janin memanjang, perut akan terlihat tinggi. Selain itu, bentuk perut ibu hamil juga tergantung pada elastisitas otot dan volume air ketuban. Pada kehamilan anak pertama, perut akan tampak bulat karena otot masih kencang. Namun perut ibu yang pernah hamil beberapak kali akan tampak turun karena ototnya mulai kendur. Pada ibu hamil yang cairan ketubannya banyak, bentuk perutnya
 
Minum susu kedelai atau makanan yang terbuat dari kacang kedelai akan membuat bayi berkulit putih
Salah. Minum susu kedelai ataupun makan makanan yang terbuat dari kacang kedelai tidak berpengaruh pada warna kulit bayi. Warna kulit bayi diturunkan secara genetis dari orang tuanya. 

Terlalu sering makan jeruk akan meningkatakan lendir pada paru-paru jani dan resiko kuning saat bayi lahir
Salah. Mitos ini tidak benar. Jeruk ini justru merupakan sumber vitamin C dan serat yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Karena itu, mengkonsumsi jeruk selama kehamilan dianjurkan. 

Jika menginginkan bayi cerdas dan persalinan lancar, sering-seringlah berhubungan intim selama hamil
Salah. Tidak benar bahwa sperma mengandung zat penyubur sehingga janin yang terkena semburan bisa tumbuh subur dan cerdas. Kesehatan janin dalam rahim sama sekali tidak berkaitan dengan sperma dan frekuensi hubungan intim. Kesehatan dan kecerdasan janin tidak dipengaruhi oleh kualitas sperma suami, melainkan faktor genetik dari kedua orangtuanya. Orangtua yang cerdas tentu pula berpeluang melahirkan anak yang cerdas pula. Bagi calon ibu yang memiliki gangguan kehamilan, seperti riwayat keguguran, plasenta previa dan sebagainya, sebaiknya tidak melakukan hubungan intim untuk sementara waktu. Hubungan intim akan meningkatkan kontraksi otot-otot rahing sehingga resiko keguguran atu janin lahir prematur akan meningkat. Selain itu si ibu juga mengalami resiko perdarahan.
Mitos ini diduga muncul karena orang mengkaitkan kasih sayang dan perhatian orangtua, dimana kondisi psikologis si ibu mungkin dapat menjadi lebih tenang dan nyaman dengan sering berhubungan intim. Kondisi kejiwaan ibu akan mempengaruhi janin yang dikandungnya. Calon ibu yang merasa tenang dan nyaman akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, dan proses persalinan pun dapat berjalan lancar. Namun hal sebaliknya juga bisa terjadi jika calon ibu justeru tidak menikmati hubungan intim tersebut karena merasa
terpaksa atau semata-mata karena kewajiban. 

Minum es menyebabkan janin tumbuh besar
Salah. Minum es selama kehamilan tidak akan menyebabkan janin menjadi besar, kecuali jika ibu hamil minum es yang ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebihan. Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam gula inilah yang menyebabkan bayi memiliki berat di atas normal.
Selain kelebihan gula, ukuran janin juga ditentukan oleh faktor genetik dan asupan nutrisi. Orang tua yang bertubuh besar  sangat mungkin akan melahirkan bayi yang juga besar. Asupan nutrisi yang baik sangat mempengaruhi perkembangan fisik janin, sehingga janin akan berkembang dengan baik. Beberapa penyakit tertentu, seperti
 

Ibu hamil tidak boleh makan pisang, nanas, dan mentimun 
Salah. Mitos ini sangat dipercaya oleh sebagian masyarakat di jawa karena bisa mengakibatkan keputihan. Bahkan mereka percaya bahwa nanas bisa  menyebabkan keguguran. Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru disarankan karena kaya akan viatamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan.
Adapun keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun setelah melahirkan, adalah normal jika ibu mengalami keputihan. Kecuali juka keputihan tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus yang biasanya ditandai dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan warnanya
kekuningan, kehijauan atau kecoklatan. 

Minum air kelapa hijau menyuburkan rambut bayi
Salah. Minum air kelapa hijau tidak berkaitan dengan rambut bayi. Namun air kelapa hijau memang menyehatkan karena mengandung elektrolit, sehingga siapa saja termasuk ibu hamil, boleh meminum air kelapa hijau agar tetap bugar. 

Ibu hamil tidak boleh makan daging kambing
Salah. Ibu hamil boleh saja mengkonsumsi daging kambing dengan porsi yang wajar, kecuali ibu hamil yang menderita kelebihan kolesterol atau penyakit jantung. Daging kambing mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi sehingga mempengaruhi metabolesme asam urat yang berbahaya bagi penderita koleterol tinggi ataupun penderita penyakit jantung 

Mengurut perut ibu hamil 
Salah. Mitos ini banyak dipercaya di masayarakat. Padahal mengurut perut ibu hamil dapat meningkatkan resikot terjadinya keguguran dan gangguan janin, yaitu janin mengalami stress atau tekanan. Jika janin mengalami stress atau tekanan, pertumbuhannya dapat terganggu

 

Sabtu, 11 Desember 2010

Keputihan

Keputihan atau Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini juga dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.

Gejala Keputihan
  • Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
  • Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.
Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.  
  • pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
  • Gadis muda juga kadang-kadang mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Penyebab Keputihan
Penyebab keputihan secara umum adalah :
  • Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar.
  • Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintesis.
  • Sering menggunakan WC umum yang kotor.
  • Tidak mengganti panty liner
  • Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina.
  • Sering bertukar celana dalam/handuk dengan orang lain.
  • Kurang menjaga kebersihan vagina.
  • Kelelahan yang amat sangat.
  • Stress
  • Tidak mengganti pembalut saat menstruasi
  • Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
  • Tidak menjalani hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, kurang tidur)
  • Tinggal di daerah tropis yang lembab
  • Lingkungan sanitasi yang kotor
  • Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat
  • Sering berganti pasangan dalam berhubungan seks
  • Kadar gula tinggi
  • Hormon yang tidak seimbang
  • Sering menggaruk vagina
 Sedangkan dengan memperhatikan cairan yang keluar, kadang-kadang diketahui penyebab keputihan.
  • Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.
  • Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.
  • Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
8 Tips mencegah keputihan
  1. Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan pH disekitar vagina. salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti ini mampu menjaga keseimbangan pH sekaligus meningkatakan pertumbuhan flora normal dan menekna pertumbuhan bakteri yang tidak bersahabat. Sabun antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan dan dapat flora normal di vagina. Ini tidak menguntungkan vagina dalam jangka panjang.
  2. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip di sana sini dan akhirnya mengundang ajamur dan bakteri bersarang di tempat itu.
  3. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
  4. Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya anda membawa cadangan celana dalam tas kecil untuk berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.
  5. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau sintetik lain membuat suasana disekitar organ intim panas dan lembab.
  6. Pakaian luar juga perlu diperhatikan. celana jeans tidak dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat. pilihlah seperti rok atau celana bahan non-jeans, agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.
  7. Ketika haid sering-seringlah berganti pembalut.
  8. Gunakan panty liner di saat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat bepergian ke luar rumah dan melepaskan sekembalinya anda di rumah.

Standar Kompetensi Bidan

STANDAR KOMPETENSI BIDAN
Kompetensi ke 1: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

Pengetahuan dan Keterampilan Dasar
  1. Kebudayaan dasar masyarakat di Indonesia.
  2. Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan modern.
  3. Sarana tanda bahaya serta transportasi kegawat-daruratan bagi anggota masyarakat yang sakit yang membutuhkan asuhan tambahan.
  4. Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di masyarakat.
  5. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesehatan dalam memperoleh pelayanan kebidanan).
  6. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang tersedia.
  7. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.
  8. Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan, termasuk penyediaan air, perumahan, resiko lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi kesehatan.
  9. Standar profesi dan praktik kebidanan. 

Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan
  1. Epidemiologi, sanitasi, diagnosa masyarakat dan vital statistik.
  2. Infrastruktur kesehatan setempat dan nasional, serta bagaimana mengakses sumberdaya yang dibutuhkan untuk asuhan kebidanan.
  3. Primary Health Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan menggunakan promosi kesehatan serta strategi penvegahan penyakit.
  4. Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan imunisasi.

Perilaku Profesional Bidan
  1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
  2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
  3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir.
  4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan strategis dan pengendalian infeksi.
  5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
  6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
  7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
  8. Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi.
  9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga.
  10. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

PRA KONSEPSI, KB, DAN GINEKOLOGI
Kompetensi ke-2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

Pengetahuan Dasar
  1. Pertumbuhan dan perkembangan seksualitas dan aktivitas seksual.
  2. Anatomi dan fisiologi pria dan wanita yang berhubungan dengan konsepsi dan reproduksi.
  3. Norma dan praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan bereproduksi.
  4. Komponen riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan riwayat genetik yang relevan.
  5. Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengevaluasi potensi kehamilan yang sehat.
  6. Berbagai metode alamiah untuk menjarangkan kehamilan dan metode lain yang bersifat tradisional yang lazim digunakan.
  7. Jenis, indikasi, cara pemberian, cara pencabutan dan efek samping berbagai kontrasepsi yang digunakan antara lain pil, suntik, AKDR, alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), kondom, tablet vagina dan tisu vagina.
  8. Metode konseling bagi wanita dalam memilih suatu metode kontrasepsi.
  9. Penyuluhan kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS dan kelangsungan hidup anak.
  10. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual yang lazim terjadi.

Pengetahuan Tambahan
  1. Faktor-faktor yang menentukan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan.
  2. Indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, dan proses rujukan pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut.
  3. Indikator dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan hubungan interpersonal, termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (seks, fisik dan emosi).
Keterampilan Dasar
  1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang lengkap.
  2. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan kondisi wanita.
  3. Menetapkan dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit dan analisa urine.
  4. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan konseling dasar dengan tepat.
  5. Memberikan pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya masyarakat.
  6. Melakukan pemeriksaan berkala akseptor KB dan melakukan intervensi sesuai kebutuhan.
  7. Mendokumentasikan temuan-temuan dari intervensi yang ditemukan.
  8. Melakukan pemasangan AKDR.
  9. Melakukan pencabutan AKDR dengan letak normal.
Keterampilan Tambahan
1. Melakukan pemasangan AKBK.
2. Melakukan pencabutan AKBK dengan letak normal.


ASUHAN DAN KONSELING SELAMA KEHAMILAN
Kompetensi ke-3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.

Pengetahuan Dasar
  1. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
  2. Siklus menstruasi dan proses konsepsi.
  3. Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
  4. Tanda-tanda dan gejala kehamilan.
  5. Mendiagnosa kehamilan.
  6. Perkembangan average kehamilan.
  7. Komponen riwayat kesehatan.
  8. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.
  9. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan/atau tinggi fundus uteri.
  10. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen, molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak serta pre eklamsia.
  11. Nilai Normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemaglobin dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.
  12. Perkembangan average dari kehamilan: perubahan bentuk fisik, ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.
  13. Perubahan psikologis yang average dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap keluarga.
  14. Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktifitas (senam hamil).
  15. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
  16. Penata laksanaan immunisasi pada wanita hamil.
  17. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
  18. Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.
  19. Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.
  20. Tanda-tanda dimulainya persalinan.
  21. Promosi dan dukungan pada ibu menyusukan.
  22. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran.
  23. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.
  24. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.
  25. Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan.
  26. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol, dan obat terlarang bagi wanita hamil dan janin.
  27. Akibat yang ditimbulkan/ditularkan oleh binatang tertentu terhadap kehamilan, misalnya toxoplasmasmosis.
  28. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre-eklampsia, perdarahan pervaginam, kelahiran premature, anemia berat.
  29. Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.
  30. Resusitasi kardiopulmonary.
Pengetahuan Tambahan
  1. Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan, seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular seksual (IMS), diabetes, kelainan jantung, postmatur/serotinus.
  2. Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi kehamilan dan janinnya.
Keterampilan Dasar
  1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisanya pada setiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
  2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.
  3. Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk pengukuran tinggi fundus uteri/posisi/presentasi dan penurunan janin.
  4. Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktur tulang panggul.
  5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin dengan menggunakan fetoscope (Pinrad) dan gerakan janin dengan palpasi uterus.
  6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.
  7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin.
  8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi kehamilan.
  9. Memberikan penyuluhan pada klien/keluarga mengenai tanda-tanda berbahaya serta bagaimana menghubungi bidan.
  10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hyperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen dan pre eklamsia ringan.
  11. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan yang lazim terjadi dalam kehamilan.
  12. Memberikan immunisasi pada ibu hamil.
  13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan average dan melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat dari:   
          a . Kekurangan gizi.
          b. Pertumbuhan janin yang tidak adekuat: SGA & LGA.
          c. Pre eklamsia berat dan hipertensi.
          d. Perdarahan per-vaginam.
          e. Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm.
          f. Kelainan letak pada janin kehamilan aterm.
          g. Kematian janin.
          h. Adanya adema yang signifikan, sakit kepala yang hebat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium
              yang disebabkan tekanan darah tinggi.
          i. Ketuban pecah sebelum waktu (KPD=Ketuban Pecah Dini).
          j. Persangkaan polyhydramnion.
          k. Diabetes melitus.
          l. Kelainan congenital pada janin.
         m. Hasil laboratorium yang tidak normal.
         n. Persangkaan polyhydramnion, kelainan janin.
         o. Infeksi pada ibu hamil seperti : IMS, vaginitis, infeksi saluran perkemihan dan saluran nafas.
   14. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
   15. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi,
         latihan (senam), keamanan dan berhenti merokok.
   16. Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional yang tersedia.
    Keterampilan Tambahan
    1. Menggunakan Doppler untuk memantau DJJ.
    2. Memberikan pengobatan dan/atau kolaborasi terhadap penyimpangan dari keadaan average dengan menggunakan standar local dan sumber daya yang tersedia.
    3. Melaksanakan kemampuan Asuhan Pasca Keguguran.

    ASUHAN SELAMA PERSALINAN DAN KELAHIRAN
    Kompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

    Pengetahuan Dasar
    1. Fisiologi persalinan.
    2. Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk.
    3. Aspek psikologis dan cultural pada persalinan dan kelahiran.
    4. Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
    5. Kemajuan persalinan average dan penggunaan partograf atau alat serupa.
    6. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
    7. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
    8. Proses penurunan janinmelalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.
    9. Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan average dan ganda.
    10. Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
    11. Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus.
    12. Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernapasan, kehangatan dan memberikan ASI/PASI, eksklusif six bulan.
    13. Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya bila dimungkinkan.
    14. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif.
    15. Manajemen fisiologi kala III.
    16. Memberikan suntikan intra muskuler meliputi: uterotonika, antibiotika dan sedative.
    17. Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.
    18. Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD.
    19. Indikator komplikasi persalinan : perdarahan, partus macet, kelainan presentasi, eklamsia kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbung.
    20. Prinsip manajemen kala III secara fisiologis.
    21. Prinsip manajemen aktif kala III.
    Pengetahuan Tambahan
    1. Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi.
    2. Pemberian suntikan anestesi local.
    3. Akselerasi dan induksi persalinan.

    Keterampilan Dasar
    1. Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital ibu pada persalinan sekarang.
    2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
    3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin.
    4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi).
    5. Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban, dan proporsi panggul dengan bayi.
    6. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograph.
    7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya.
    8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang kuat selama persalinan.
    9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan kegawat daruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.
    10. Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari four cm sesuai dengan indikasi.
    11. Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
    12. Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
    13. Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
    14. Melaksanakan manajemen aktif kala III.
    15. Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedative.
    16. Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit (HT).
    17. Menahan uterus untuk mnecegah terjadinya inverse uteri dalam kala III.
    18. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
    19. Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
    20. Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum.
    21. Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
    22. Memberikan pertolongan persalinan abnormal : letak sungsang, partus macet kepada di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.
    23. Melakukan pengeluaran, plasenta secara manual.
    24. Mengelola perdarahan post partum.
    25. Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan/kegawat daruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi.
    26. Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan/ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir.
    27. Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI eksklusif.
    28. Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan intervensi yang dilakukan.
    Keterampilan Tambahan
    1. Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat.
    2. Memberikan suntikan anestesi local jika diperlukan.
    3. Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum jika diperlukan sesuai kewenangan.
    4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.
    5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.
    6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
    7. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan.
    8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post partum.

    ASUHAN PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
    Kompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.

    Pengetahuan Dasar
    1. Fisiologis nifas.
    2. Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan/abortus.
    3. Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses, masitis, putting susu lecet, putting susu masuk.
    4. Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung kemih.
    5. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
    6. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
    7.  “Bonding & Atacchment” orang tua dan bayi baru lahir untuk menciptakan hubungan positif.
    8. Indikator subinvolusi: misalnya perdarahan yang terus-menerus, infeksi.
    9. Indikator masalah-masalah laktasi.
    10. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginam menetap, sisa plasenta, renjatan (syok) dan pre-eklamsia post partum.
    11. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti anemia kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinetia alvi.
    12. Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan konseling selama dan sesudah abortus.
    13. Tanda dan gejala komplikasi abortus.
    Keterampilan Dasar
    1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan dan kelahiran.
    2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
    3. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.
    4. Merumuskan diagnosa masa nifas.
    5. Menyusun perencanaan.
    6. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
    7. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
    8. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana perlu.
    9. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai.
    10. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal: sisa plasenta, renjatan dan infeksi ringan.
    11. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan.
    12. Melakukan konseling dan memberikan dukungan untuk wanita pasca persalinan.
    13. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.
    14. Memberikan antibiotika yang sesuai.
    15. Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
    Keterampilan Tambahan
    1. Melakukan insisi pada hematoma vulva.


    ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
    Kompetensi ke-6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan satu bulan.

    Pengetahuan Dasar
    1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
    2. Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan napas, perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi, “bonding & attachment”.
    3. Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya dari APGAR.
    4. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
    5. Tumbuh kembang yang average pada bayi baru lahir selama one bulan.
    6. Memberikan immunisasi pada bayi.
    7. Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir average seperti: caput, molding, mongolian spot, hemangioma.
    8. Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir average seperti: hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus.
    9. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai one bulan.
    10. Keuntungan dan resiko immunisasi pada bayi.
    11. Pertumbuhan dan perkembangan bayi premature.
    12. Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma intra-cranial, fraktur clavicula, kematian mendadak, hematoma.
    Keterampilan Dasar
    1. Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan merawat tali pusat.
    2. Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan.
    3. Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.
    4. Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.
    5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup.
    6. Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.
    7. Memberikan immunisasi pada bayi.
    8. Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medik.
    9. Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti: kesulitan bernafas/asphyksia, hypotermia, hypoglycemi.
    10. Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.
    11. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
    Keterampilan Tambahan
    1. Melakukan penilaian masa gestasi.
    2. Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang average dan asuhannya.
    3. Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang tersedia di masyarakat.
    4. Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran, atau kematian bayi.
    5. Memberikan dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.
    6. Memberikan dukungan kepada orang tua dengan kelahiran ganda.

    ASUHAN PADA BAYI DAN BALITA
    Kompetensi ke-7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – five tahun).

    Pengetahuan Dasar
    1. Keadaan kesehatan bayi dan anak di Indonesia, meliputi: angka kesakitan, angka kematian, penyebab kesakitan dan kematian.
    2. Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak.
    3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak average serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
    4. Kebutuhan fisik dan psikososial anak.
    5. Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak. Prinsip-prinsip komunikasi pada bayi dan anak.
    6. Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.
    7. Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak misalnya pemberian immunisasi.
    8. Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi average seperti: gumoh/regurgitasi, diaper rash dll serta penatalaksanaannya.
    9. Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada bayi dan anak.
    10. Penyimpangan tumbuh kembang bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
    11. Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak di dalam dan luar rumah serta upaya pencegahannya.
    12. Kegawat daruratan pada bayi dan anak serta penatalaksanaannya.

    Keterampilan Dasar
    1. Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak.
    2. Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pencegahan bahaya-bahaya pada bayi dan anak sesuai dengan usia.
    3. Melaksanakan pemberian immunisasi pada bayi dan anak.
    4. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang terfokus pada gejala.
    5. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus.
    6. Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.
    7. Melakukan pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan cepat dan tepat sesuai dengan keadaan bayi dan anak.
    8. Menjelaskan kepada orang tua tentang tindakan yang dilakukan.
    9. Melakukan pemeriksaan secara berkala pda bayi dan anak sesuai dengan standar yang berlaku.
    10. Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pemeliharaan bayi.
    11. Tepat sesuai keadaan bayi dan anak yang mengalami cidera dari kecelakaan.
    12. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.

    KEBIDANAN KOMUNITAS
    Kompetensi ke-8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

    Pengetahuan Dasar
    1. Konsep dan sasaran kebidanan komunitas.
    2. Masalah kebidanan komunitas.
    3. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dari masyarakat.
    4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
    5. Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas.
    6. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dan masyarakat.
    7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.
    8. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.

    Pengetahuan Tambahan
    1. Kepemimpinan untuk semua (kesuma).
    2. Pemasaran sosial.
    3. Peran serta masyarakat (PSM).
    4. Audit maternal perinatal.
    5. Perilaku kesehatan masyarakat.
    6. Program-program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak

    Keterampilan Dasar
    1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di masyarakat.
    2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.
    3. Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan polindes.
    4. Mengelola pondok bersalin desa (polindes).
    5. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi bayi dan balita.
    6. Melakukan penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
    7. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
    8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
    Keterampilan Tambahan
    1. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.
    2. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi.
    3. Mengelola dan memberikan obat-obatan sesuai dengan kewenangannya.
    4. Menggunakan teknologi kebidanan tepat guna.


    ASUHAN PADA IBU/WANITA DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI
    Kompetensi ke-9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.

    Pengetahuan Dasar
    1. Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS.
    2. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim terjadi.
    3. Tanda, gejala, dan penatalaksanaan pada kelainan ginekologi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
    Keterampilan Dasar
    1. Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-kelainan sistem reproduksi.
    2. Memberikan pengobatan pada perdarahan abnormal dan abortus spontan (bila belum sempurna).
    3. Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat ada wanita/ibu dengan gangguan method reproduksi.
    4. Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada gangguan method reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
    5. Mikroskop dan penggunaannya.
    6. Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear.
    Keterampilan Tambahan
    1. Menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan hapusan vagina.
    2. Mengambil dan proses pengiriman sediaan pap smear.

    Kamis, 02 Desember 2010

    Tanda dan Gejala pada Kehamilan


    Gejala Kehamilan Tidak Pasti:
    • Haid tak datang
       Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan oleh seorang wanita yang menyadari kalau dirinya sedang hamil. Penting untuk dicatat tanggal hari pertama haid terakhir guna menentukan usia kehamilan dan memperkirakan tanggal kelahiran. Rumus sederhana menentukan tanggal kelahiran yaitu tanggal ditambah 7 sedangkan bulan dikurangi 3, dihitung dari tanggal pertama haid terakhir.
    • Mual dan muntah
        Jika Anda hamil, pada awal kehamilan, beberapa hari setelah pembuahan, mungkin akan mengalami morning sickness. Sebenarnya morning sickness ini nama yang salah, karena pada kenyataannya mual dan muntah bisa terjadi kapan saja: pagi, siang, malam. Mual dengan diikuti muntah ataupun tidak sering terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan.
    • Mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu makanan, minuman atau hal hal yang lain.
    • Gangguan buang air besar karena pengaruh hormonal.
    • Sering kencing terutama bila kehamilan sudah besar.
    • Kadang kadang wanita hamil bisa pingsan di keramaian terutama pada bulan bulan awal kehamilan.
    • Tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya dengan mual mual diatas.
    Tanda Kehamilan Tidak Pasti:
    • Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari sebelumnya yang kira kira terjadi diatas minggu ke 12 kehamilan.
    • Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena pengaruh hormonal.
    • Gusi bengkak terutama pada bulan bulan pertama kehamilan.
    • Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan membesar.
    • Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.
    • Tes kehamilan memberikan hasil positif.
    Tanda Pasti Kehamilan:
    • Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerak janin.
    • Bila didengarkan menggunakan alat Doppler atau leanec maka akan terdengar detak jantung janin.
    • Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran kantong kehamilan atau janin.
    • Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.

    Pemeriksaan Leopold Pada Ibu Hamil


    Pemeriksaan Leopold I
    untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
    Petunjuk cara pemeriksaan :
    • Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis)
    • Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).
    • Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
    • Konsistensi uterus.
    Pemeriksaan Leopold II
    Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin. 
    Petunjuk pemeriksaan
    • Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
    • Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).





    Pemeriksaan Leopold III
    Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah sudah masuk atau masih goyang.
    Petunjuk cara memeriksa :
    • Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
    • Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
    • Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu.
    • Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong)
    • Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin.

    Pemeriksaan Leopold IV
    Untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
    Petunjuk dan cara memeriksa :
    • Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
    • Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
    • Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.
    • Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang  bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
    • Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.


    Pemeriksaan Palpasi Leopold

    Sumber : - Penuntun CSL Sistem Reproduksi Fakultas Kedokteran UNHAS 2009
                   - Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri, Jakarta, 1998.


    Selasa, 30 November 2010

    Puerperal Period


    Period Definition Ruling
    1. Puerperal period is the period beginning a few hours after the birth of the placenta to 6 weeks after delivery (Pusdiknakes, 2003:003).
    2. Puerperal period begins after the birth of the placenta and ends when the means of returning the content of such a state before pregnancy that lasted about 6 weeks. (Abdul Bari, 2000:122).
    3. Puerperal period is a period during labor and immediately after birth, including the following weeks at the time of the reproductive tract return to normal non-pregnant state. (F. Gary Cunningham, Mac Donald, 1995:281).
    4. Puerperal period is the period after a mother gave birth to a baby who is used to recuperate back that generally takes 6-12 weeks. (Abraham C, 1998).
    Ruling Period Objectives
    The purpose of the provision of care during childbirth to:
    1. Maintaining the health of mother and baby, both physically and psychologically.
    2. Skrinning implement a comprehensive, early detection, treat or refer the case of complications in the mother and baby.
    3. Provide health education regarding self care, nutrition, family planning, means and benefits of breastfeeding, immunization and infant care everyday.
    4. Providing family planning services.
    5. Getting emotional health.
    Roles and Responsibilities of the Midwife In Ruling Period
    Midwives have a vital role in providing postpartum care. The roles and responsibilities during childbirth include:
    1. Provide continuous support during childbirth in accordance with the needs of mothers to reduce the physical and psychological strain during childbirth.
    2. As a promoter of the relationship between mother and baby and family.
    3. Encouraging mothers to breastfeed their babies by increasing the sense of comfort.
    4. Making policy, health program planners regarding the mother and child and is able to perform administrative activities.
    5. Detecting complications and the need for referral.
    6. Provide counseling to mothers and families about how to prevent bleeding, recognize the signs of danger, maintaining good nutrition, and practice safe hygiene.
    7. Doing care management by collecting data, establishing a diagnosis and plan of action and implement it to speed up the recovery process, preventing complications by meeting the needs of mothers and babies during childbirth period.
    8. Provide care in a professional manner.
    Ruling Period Stages
    Puerperal period is divided into three stages, namely:
       1. Early Puerperium
          A recovery period where the mother is allowed to stand and walk.
       2. Puerperium intermedial
          A time when recovery from the reproductive organs for approximately six weeks.
       3. Remote puerperium
    The time required to recover and return in the development of state of perfect health, especially the mother if the mother during pregnancy or during labor and delivery complications.

    Involution Content Tools
      1. The uterus gradually becomes small (involution) and eventually returned as before pregnancy.
      Involution
      Uterine Fundus Height
      Uterus Weight
      Babies born
      High center
      1000 grams
      Uri was born
      2  finger down the center
      750 grams
      1 week
      Center mid symphysis
      500 grams
      2  week
      No palpable above the symphysis
      350 grams
      6  week
      Burn down
      50 grams
      8  week
      Normal registration
      30 grams









      1. Former implantation uri: placental bed decreases due to contraction and protruding into the uterine cavity with a diameter of 7.5 cm, after 2 weeks to 3.5 cm, 2.4 cm in the sixth week, and eventually recovered.
      2. The wounds in the birth canal if not accompanied by infection will heal in 6-7hari.
      3. The pain, called after pain, (Merian or mules-mules) caused contractions of the uterus, usually lasts 2-4hari postpartum. Understanding needs to be given to the mother about this and if too disturbing to be given anti-sickness drugs and anti mules.
      4. lochia is fluid secretions originating from uterine cavity and vagina during childbirth.
        • Lochia rubra (cruenta): contains fresh blood and the remnants of the amniotic membranes, decidual cells, verniks kaseosa, lanugo, and meconium, during 2hari postpartum.
        • Lochia sanguinolenta: yellow red of blood and mucus, 3-7 days postpartum.
        • Lochia serosa: yellow, the liquid does not bleed anymore, at days 7-14 postpartum.
        • Lochia alba: white liquid, after 2 weeks.
        • Lochia purulenta: an infection, like pus discharge foul smelly
        • Lochiostasis: lochia discharge is not smooth.  
      5. Cervical: After childbirth, the cervix forms a funnel rather gaping like a red-black. Soft consistency, sometimes there are injury-minor injury. After the baby is born, his hand still bias into the uterine cavity; after 2hours to be passed by 2-3 fingers, and after 7 days can be passed only 1 finger.
      6. ligament-ligament: ligament, fascia, and the pelvic diaphragm are stretched at the time of birth, after birth, gradually become shriveled and recover so that not infrequently the uterus falls back and becomes lax. After delivery, the habit of Indonesian women do "berkusuk" or "sequential", in which when dikusuk intra-abdominal pressure is getting higher. Because after childbirth ligaments, fascia, and supporting tissues become lax, if done kusu / candidacy, many women will "implies down" or "upside down". To revert back preferably with gymnastic exercises and post-delivery.
      National Program Policy On Ruling Period
      Policies and programs on post partum period is at least four times a visit during childbirth, with the aim to:
      1. Assess the health condition of mother and baby.
      2. Prevention of the possibilities of interference puerperal women and their babies.
      3. Detect any complications or problems that occur during childbirth.
      4. Dealing with complications or problems that arise and disrupt the puerperal women and their babies.
        Visit
        Time
        Upbringing
        I
        6-8 hours post partum
        Prevent bleeding during childbirth due to uterine atony.
        Detection and treatment of other causes of bleeding and do a referral if bleeding continues.
        Provide counseling to mothers and families about how to prevent bleeding due to uterine atony.
        Breastfeeding early.
        Teaches how to strengthen the relationship between mother and newborn.
        Keeping your baby stay healthy through prevention hipotermi.
        After the midwife doing childbirth aid, then the midwife must take care of mom and baby for the first 2 hours after birth or until the state of the mother and the newborn in good condition.
        II
        6 days post partum
        Ensuring barjalan with normal uterine involution, the uterus to contract properly, high fundus uteri under the umbilicus, there was no abnormal bleeding.
        Assess any signs of fever, infection and bleeding.
        Ensure mothers get adequate rest.
        Ensuring the mother gets enough nutritious food and fluids.
        Ensuring nursing mothers with a good and right and there are no signs of trouble breastfeeding.
        Provide counseling about newborn care.
        III
        2 weeks post partum
        Care at 2 weeks post partum with the care given at 6 days post partum visit.
        IV
        6 weeks post partumAsking complications-complications experienced by the mother during childbirth.
        Providing family planning counseling at an early stage.